Renjana Semu

Sabtu malam.
Pada muram dan terang hari tak bertuan
Ku lihat di balik kilau reka asa yang berpendar
menyelinap ragu pada semesta
Ia riuh menggelapkan jiwa yang kokoh
di lembar-lembar kemustahilan
terselip elegi esok hari
atas bayang semu yang menggerogoti pikiran
ia menelan sejuta asa yang pernah di puncak tertinggi
kini menghilang berpendar tak bertuju
aku rindu pada semu
yang gelap tapi nyatanya terang
yang musnah tapi nyatanya ada
yang rapuh tapi nyatanya kokoh
aku rindu pada renjana
yang diam-diam merasukiku saat mata terpejam
hingga datang aroma pagi yang membuat terjaga
aku lekat pada hilang, karena ia selalu membuatku rindu pada keberadaan
yang menjelma, berwujud harapan tak berkesudahan
Malam ini, biarkan aku bermain pada semu, hingga terbit gelisahku kembali, 
saat itu, mari kita mengambil peran yang lain.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

CATATAN SINGKAT : YIRUMA dan KARYAnya

Tentang Hati